BUDIDAYA IKAN HIAS
Budidaya ikan hias termasuk hobi yang
menyenangkan. Setiap orang memiliki hoby masing-masing. Seperti salah
satu berikut ini saya akan membahas tentang ikan hias.
Bagi
yang hobi ikan hias, biasanya mereka bisa berjam-jam duduk di depan
akuarium hanya untuk memperhatikan keindahan, keelokan warna serta
goyang lenggak-lenggok si ikan hias.
Salah satu yang menjadikan alasan,
mengapa ikan hias bisa menjadi sumber penghasilan yang menggiurkan?
Jawabannya adalah karena usaha budidaya ikan hias tidak membutuhkan
lahan yang luas, tidak harus dimulai dengan modal yang besar, dan yang
terpenting adalah dapat dilakukan oleh siapa saja.
Untuk
mendapatkan hasil yang baik, kita dapat melakukannya dengan menjaga
kualitas. Dan selanjutnya kita tingkatkan kuantitasnya. Dalam menjaga
dan meningkatkan kualitas serta kuantitas tidak lepas dari cara budidaya
yang dilakukan.
9 cara budidaya ikan hias, yaitu:
1. Wadah Pemeliharaan Ikan Hias
Untuk
wadah pemeliharaan umumnya menggunakan akuarium, kolam bak dari semen,
kolam bak dai terpal, bak fiber glass atau wadah lain yang tidak bocor
dan dengan ukuran yang beragam. Karena itu kita dapat memanfaatkan
barang-barang bekas yang tidak bocor dan dengan ukuran yang beragam
pula.
Wadah pemeliharaan ikan ada
yang sistem airnya mengalir dan ada yang tidak atau hanya tergenang.
Wadah pemeliharaan bisa digunakan dengan fungsi yang berbeda, seperti
wadah untuk perawatan induk ikan, tempat pemijahan, tempat penetasan
telur, tempat pendederaan, tempat pembesaran serta untuk tempat
penampungan hasil.
Sesuaikan wadah
sesuai jenis ikan yang dibudidayakan. Seperti besarnya wadah dan juga
untuk beberapa jenis sebaiknya anda beri sket untuk memisahkan mereka.
Ini dilakukan agar ikan tidak melukai yang lainnya.
2. Penyesuaian Wadah Untuk Ikan Hias
Ikan
hias yang satu dengan yang lainnya memiliki lingkungan hidup yang
berbeda. Lingkungan hidup yang paling berpengaruh adalah air, suhu,
derjat keasaman (PH), kandungan oksigen dan juga kecerahan.
Sediakan
air dengan kandungan kimiawi zero atau paling tidak minimal. Untuk suhu
air sebaiknya berkisar antara 24-30 C. keasaman air (PH) kurang lebih
6-7, oksigen terlarutnya > 3 ppm dan kecerahan air berkisar 30-60 cm.
Sumber
air bisa kita dapatkan juga dari berbagai sumber, seperti berasal dari
air tanah, air sungai dan air PAM. Air yang akan digunakan harus
didiamkan terlebih dahulu dan diendapkan selama 12-24 jam sebelum
dipakai. Ini bertujuan agar kandungan oksigen terlarutnya cukup dan
gas-gas yang ada di dalam air hilang. Dan untuk menyesuaikan PH dapat
dilakukan dengan memberikan kapur pertanian atau kapur bordo dengan
dosis secukupnya bila terlalu asam atau basa.
Air
yang digunakan akan mengalami penurunan kualitas. Seperti air menjadi
kotor akibat sisa pakan dan kotoran ikan. Oleh karena itu di butuhkan
pembersih air (penyiponan). Caranya dengan membuka pipa pembuangan atau
menyedotnya. Air yang dibuang maksimal ¾ bagiannya. Setelah itu diisi
kembali dengan air yang sudah diendapkan sebelumnya.
3. Pakan Ikan Hias
Pakan
untuk ikan hias biasanya pakan alami dan pakan buatan. Jenis pakan
alami yang biasa diberikan yaitu infusoria, kutu air, jentik nyamuk,
cacing sutera, serangga, kodok, dan ikan kecil. Untuk pakan buatan pada
umumnya berbentuk pellet yang kadar proteinnya dapat diatur sesuai
kebutuhan pertumbuhan ikan.
4. Memilih Calon Indukan Ikan Hias
Dalam
proses pemijahan diperlukan indukan ikan jantan dan ikan betina. Induk
yang digunakan harus cukup umur untuk dipijahkan dan sudah matang gonad
(kelamin).
Untuk mengetahui tingkat
kematangan gonad pada ikan hias dapat dilihat dari cirinya seperti kalau
pada induk betina, perut gendut kea rah genital dan apabila diraba
terasa lembek serta halus, genital menonjol dan apabila diurut akan
keluar telur. Untuk induk jantan bila diurut kearah genital akan
mengeluarkan cairan sperma.
Calon
indukan kondisi badannya harus sehat, tidak terjangkit penyakit dan
berasal dari keturunan yang bagus. Untuk mendapatkan indukan ini anda
bisa membeli ke peternak ikan hias dan bisa juga dengan cara hobiis atau
menghasilkan sendiri.
5. Pemijahan Ikan Hias
Pada
proses pemijahan atau pembuahan telurnya ada yang berlangsung secara
internal dan eksternal. Kerana ikan hias ada yang bertelur dan beranak.
Pada setiap jens ikan perlakuan proses pemijahannya berbeda. Untuk
memudahkan kita harus menyiapkan media, bahan, alat yang diperlukan
dalam proses pemijahan.
Ikan hias
yang tidak bisa memijah sendiri atau secara alami dapat diperlakukan
dengan cara menyuntikkan hormone perangsang (induced spawning) agar
dapat memijah sendiri baik secara alami atau melalui pengurutan
(stripping).
6. Penetasan Telur Ikan Hias
Lama
waktu telur menetas tergantung pada masing-masing jenis ikannya.
Biasanya telur akan menetas setelah 24 jam dan menjadi larva. Proses
penetasan (inkubasi) telur dapat dilakukan di akuarium, kolam permanen,
corong dan hampa.
Saat proses
penetasan ada yang dilakukan dengan cara mengangkat induk secara
keseluruhan atau ditinggal salah satu induknya. Ini tergantung jenis
ikan hiasnya karena setiap jenis ikan hias memiliki karakteristik yang
berbeda.
7. Perawatan Larva Hingga Pembesaran
Telur
yang menetas akan menjadi larva. Larva ikan biasanya ditempatkan di
akuarium, kolam bak, bak plastic, fiber glass, kolam tanah ataupun wadah
lain.
Sejak menetas dan sampai
kurang lebih berumur seminggu larva tidak perlu diberi makan karena
cadangan makanan mereka masih ada yaitu berupa kuning telur (yolksack).
Setelah seminggu baru bisa diberi makan berupa kutu air, infusoria,
cacing sutera atau makanan lain baik yang alami maupun jenis makan
buatan.
Di saat larva berubah menjadi
ukuran benih dan mulai besar, maka pakan yang diberikan juga berubah.
Pakan yang biasanya diberikan berupa kutu air, jentik nyamuk, cacing
sutera, serangga, kodok, ikan kecil dan pellet. Pemberian pakan harus
disesuaikan, karena jika tidak akan berpengaruh juga terhadap kualitas
air. Apabila pemberian pakan berlebihan akan mengakibatkan kekurangan
oksigen dalam air dan keracunan.
Untuk
kepadatan penebaran benih harus disesuaikan dengan luasan media. Jangan
terlalu padat karena dapat menyebabkan pertumbuhan ikan terhambat dan
jangan terlalu jarang karena tidak efisien atau pemborosan.
Ikan
yang terawat akan mengalami pertumbuhan dengan baik. Namun biasanya ada
yang tidak seragam, ada yang besar dibanding yang lain dan ada yang
kecil. Untuk itu diperlukan penyortiran berdasarkan ukuran agar
pertumbuhannya seragam.
Setelah
dilakukan penyortiran berdasarkan ukuran, lakukan juga penyortiran
anakan jantan dan betina. Ini dimaksudkan untuk menghindari pemijahan
dini.
8. Hama Dan Penyakit Ikan Hias
Penyakit
yang menyerang ikan hias berupa penyakit yang disebabkan oleh parasit
dan bukan parasit (non parasiter). Penyakit yang disebabkan oleh parasit
pada umumnya menyerang badan ikan, insang, maupun tubuh ikan itu
sendiri. Penyakit ini berupa protozoa, cacing, jamur, bakteri, dan
virus.
Penyakit yang disebabkan bukan
dari parasit (non parasite) biasanya bersumber dari factor lingkungan
dan makanan. Makanan yang tidak dibersihkan akan menimbulkan berbagai
penyakit, oleh karena itu makanan harus dicuci terlebih dahulu sebelum
diberikan.
9. Pemasaran Ikan Hias
Untuk
memasarkan ikan hias kita bisa langsung menjualnya sendiri ke konsumen
atau menggunakan jasa pengepul yang biasanya sudah mempunyai jaringan
yang luas. Untuk memaksimalkan pemasaran para pembudidaya harus bisa
membuka jaringan yang luas agar mendapat konsumen yang tetap.
Pembudidaya
dianjurkan mempunyai pengepul tetap yang siap menampung hasil budidaya
mereka. Yang terpenting para pembudidaya harus aktif mencari konsumen
secara langsung maupun melalui media komunikasi.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar